4/29/13

Dampak Buruk Sering Naik Pesawat Terbang dan Solusinya

          Jaman sekarang, banyak masyarakat lebih memilih bepergian menggunakan jasa penerbangan dibandingkan naik bus. Mengapa demikian? Biasanya yang menggunakan jasa penerbangan dikarenakan urusan penting atau yang mendadak sehingga membutuhkan waktu yang singkat agar mencapai tujuan yang diinginkan. Apalagi sekarang maskapai Indonesia selalu mengadakan promosi untuk harga tiket, sehingga banyak masyarakat lebih memilih jasa penerbangan. Akan tetapi, tetap juga masih ada masyarakat yang lebih memilih naik bus, dengan alasan bahwa dapat melihat pemandangan dalam waktu yang lama dan santai, merasa lebih aman, takut dengan ketinggian, dan harga relatif lebih murah dibandingkan menggunakan jasa penerbangan.
                Tapi dibalik keuntungan menggunakan jasa penerbangan, terdapat juga dampak buruk jika sering melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang, baik bagi pilot, awak kabin, dan penumpang itu sendiri. Apa sajakah dampak tersebut?
1. Jet Lag
    Untuk penumpang jarak jauh dan sering melakukan penerbangan, masalah yang paling sering terjadi adalah jet lag. Masalah ini terjadi ketika jam biologis tubuh terganggu karena melintasi beberapa zona waktu dalam waktu singkat. Kondisi jet lag dapat memicu beberapa masalah lain, diantaranya adalah Gangguan tidur, Gangguan pencernaan, Kehilangan nafsu makan, Lemas, Kelelahan yang abnormal pada siang hari, Nyeri otot, Gangguan konsentrasi, Gangguan ingatan, Gelisah, Mudah marah, Sakit kepala, Haid tidak teratur.
    Jet lag adalah sebuah kondisi psikologis akibat perubahan ritme circadian. Sedangkan ritme circadian itu sendiri adalah irama biologis yang mengatur respon tubuh kita terhadap perubahan lingkungan. Tidak peduli seberapa kuat anda, berapa usia anda, muda-tua, laki-laki, perempuan, seberapa sering anda bepergian jauh, jet lag bisa menyerang siapa saja.
   Jet lag akan menyerang mereka yang berpergian berbeda lebih dari 3 zona waktu. Durasi dan intensitas akan semakin meningkat seiring perbedaan zona waktu. Karenanya Jet lag juga dinamakan sindroma perbedaan zona waktu.  Seperti disebutkan di atas, tubuh kita memiliki irama biologis yang mengatur kapan kita bangun, kapan kita tidur, kapan terang dan kapan gelap. Saat kita dihadapkan pada lingkungan baru dimana terdapat perbedaan waktu yang jauh, tubuh kita kebingungan untuk menyesuaikan diri, saat itulah kita terserang Jet lag.

2. Penyakit Dekompresi
    Salah satu risiko kesehatan yang harus diwaspadai oleh penyelam sebelum melakukan penerbangan adalah penyakit dekompresi. Penyakit dekompresi bisa memicu gejala yang cukup parah pada orang yang melakukan penerbangan tak lama setelah menyelam. Berikut gejala umum penyakit dekompresi adalah nyeri tajam dan dalam, biasanya terlokalisasi, Gatal dan bengkak pada kulit, Sensasi seperti tertusuk jarum, mati rasa, atau kejang, Kebingungan, Gangguan penglihatan, Lemah, Kelumpuhan pada kaki, Sakit kepala, Kelelahan abnormal, Kehilangan keseimbangan, Gangguan pendengaran, Sesak napas, dan Batuk kering.

3. Penyakit Ketinggian

    Penyakit ketinggian merupakan salah satu bahaya kesehatan bagi orang yang sering terbang. Penyakit ketinggian (altitude sickness) juga dikenal sebagai penyakit gunung akut (acute mountain sickness). Masalah ini terjadi ketika seseorang tidak menerima cukup oksigen ketika berpindah dengan cepat dari dataran rendah ke ketinggian 8.000 kaki atau lebih tinggi. Gejala yang disebabkan oleh kondisi ini diantaranya Sakit kepala berdenyut, Kelemahan dan kelesuan abnormal, Kehilangan nafsu makan, Pusing, Perasaan lemas (malaise).
    Meskipun pesawat penumpang paling modern dirancang mampu mempertahankan tekanan kabin, namun penerbangan jarak jauh masih berpotensi menimbulkan gejala penyakit ketinggian. Beberapa orang menyatakan bahwa efek penyakit ketinggian mirip dengan mabuk kendaraan. Gejala seperti disorientasi, limbung, pingsan, bibir atau kuku membiru mengindikasikan kasus penyakit ketinggian yang parah.

4. Dehidrasi
    Salah satu efek fisiologis umum yang dirasakan selama penerbangan, terutama jarak jauh, adalah dehidrasi. Sebagian besar kabin pesawat hanya memiliki kelembaban relatif kurang dari 20%. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga struktur dan avionik pesawat dari bahaya yang mungkin muncul akibat kondensasi. Kelembaban ini lebih rendah dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menghindari dehidrasi, yaitu lebih dari 30%.
    Berikut adalah gejala-gejala dehidrasi yang dialami oleh penumpang pesawat terbang adalah Mata kering dan gatal, Kulit kering, Masalah pernapasan, terutama bagi penderita asma, Mulut lengket, Sembelit, Sakit kepala, Mata cekung, Pingsan (terjadi pada kasus dehidrasi berat). Kelembaban rendah juga dapat membuat orang lebih rentan terhadap infeksi pernapasan.

5. Ear Barotrauma
    Naik dan turun dari penerbangan menyebabkan gas yang terperangkap dalam tubuh menyebar ke tempat lain. Hal ini menyebabkan perbedaan tekanan udara di telinga tengah dan tekanan udara lingkungan. Kondisi ini dikenal sebagai airplane ear atau ear barotrauma.Gejala umum dari ear barotaroma meliputi Sakit telinga ringan sampai parah, Merasa seperti ada sesuatu yang menghalangi saluran telinga, Telinga berdering, Vertigo, Muntah. Pada kasus yang parah, penumpang bisa mengalami perdarahan telinga, gangguan pendengaran, sakit gigi, atau nyeri di saluran pencernaan.

6. Deep Vein Thrombosis
    Trombosis vena (deep vein thrombosis) merupakan risiko kesehatan yang mungkin dialami oleh orang yang sering melakukan penerbangan, terutama perjalanan jarak jauh. Kondisi ini terjadi akibat terbentuknya gumpalan darah pada satu atau lebih di pembuluh vena, biasanya terjadi pada kaki. Penyebab utama dari trombosis vena adalah kondisi statis atau duduk diam dalam waktu yang lama saat terbang atau bepergian dengan mobil.
    Pada individu yang sehat, bekuan darah biasanya dihancurkan oleh tubuh tanpa menimbulkan efek jangka panjang. Tetapi jika bekuan darah cukup besar dan tidak larut dengan sendirinya, maka bisa terlepas dan berpindah tempat mengikuti aliran darah yang kemudian tersangkut di paru-paru sehingga menghalangi suplai darah. Kondisi ini disebut sebagai emboli paru, yang berakibat fatal jika tidak segera diobati. Sebenarnya kemungkinan terkena trombosis vena kecil, kecuali sedang hamil dan memiliki riwayat kesehatan seperti emboli paru, kanker, gangguan pembekuan darah, atau sedang menggunakan terapi sulih hormon.

7. Radiasi Kosmik
    Sinar kosmik dari luar angkasa merupakan partikel sarat energi yang banyak menerpa bumi. Namun berkat atmosfer dan medan magnet, radiasi kosmik yang bisa mencapai bumi hanya 8% dari total radiasi. Hal ini berarti semakin jauh dari permukaan bumi semakin rentan kita terkena radiasi kosmik. Jadi, orang yang sering melakukan perjalanan dengan pesawat lebih besar kemungkinannya terkena radiasi kosmik.
    Penelitian menunjukkan bahwa pilot dan kru penerbangan terkena radiasi sebesar 4,6 millisieverts (mSv) per tahun. Sedangkan pekerja yang terpapar radiasi di industri hanya sekitar 3,6 mSv. Pilot, kru penerbangan, dan orang yang melakukan penerbangan satu hingga dua kali seminggu, lebih rentan terkena kanker kulit, leukemia, atau kanker prostat. Masalah-masalah lain yang mungkin muncul pada orang yang sering melakukan perjalanan dengan pesawat terbang diantaranya Psikosis episode singkat, Paparan polutan seperti ozon, udara yang bercampur dengan minyak jet, dan produk pembakaran dari bahan bakar jet, Keracunan makanan, Penularan infeksi seperti pilek dan flu melalui sistem penyaringan udara pada pesawat, Fobia terbang (flight phobia), dan Ketegangan jiwa.

    Lalu untuk mengatasi dampak buruk atau mencegahnya? Simak dulu dibawah ini. Siapa tau bisa dicegah dulu. Kalau gak bisa, mau gak mau ya diobati.
1.  Mengatasi Jetlag

  • Menyesuaikan Jam Makan. Santap sarapan, makan siang dan makan malam menurut waktu daerah yang akan Anda tuju. Mungkin akan terasa kurang nyaman saat harus menukar makan malam dengan sarapan. Tapi menyesuaikan jam makan beberapa hari sebelum penerbangan akan memudahkan Anda beradaptasi dengan tempat tujuan. Misalkan, jika Anda berencana pergi ke Amerika Serikat (beda waktu 12 jam), maka sebaiknya Anda membiasakan untuk sarapan di malam hari, begitupun sebaliknya.
  • Konsumsi Makanan yang Tepat. Beberapa ahli gizi merekomendasikan konsumsi makanan berprotein tinggi, rendah karbohidrat, rendah kalori serta mengandung sedikit sodium dan lemak. Makan sedikit karbohidrat dan kalori mencegah badan lesu, sementara protein bisa menambah energi.
  • Perbanyak Istirahat. Sebaiknya Anda tidak keluar malam sehari sebelum penerbangan. Jika terpaksa harus keluar malam, usahakan tidak terlalu banyak minum minuman beralkohol. Kurangi juga konsumsi kopi atau minuman berkafein. Kurang tidur sebelum terbang bisa meningkatkan gejala jet lag. Pastikan Anda cukup tidur dan istirahat.
  • Minum Banyak Air Putih. Cukup minum air putih bisa mencegah Anda mengalami dehidrasi selama di pesawat.
  • Lakukan Peregangan. Selama perjalanan, sempatkan diri Anda bangun dari kursi untuk meregangkan otot kaki, tangan, punggung dan leher. Peregangan juga membuat tubuh lebih rileks.
  • Nikmati Perjalanan Anda. Sebagian besar kasus jet lag terjadi karena penderita terlampau tegang saat pesawat akan mendarat. Sangat penting untuk merilekskan pikiran Anda sebelum mendarat. Anggap saja Anda sedang duduk di sofa ruang TV yang nyaman. Anda bisa mengalihkan ketegangan dengan menonton TV, membaca buku atau berbincang dengan orang di sebelah Anda.
2. Mencegah dan Pengobatan Penyakit Dekompresi
    Mencegah Penyakit Dekompresi :

  • Rileks dan bernapas normal dan naik perlahan saat menyelam.
  • Naik ke permukaan laut permenit.
  • Berhenti 3 menit setiap kenaikan 15 kaki.
  • Hindari penyelaman berulang untuk menghindari kelelahan.
  • Istirahat 1 hari setelah 3 - 4 hari penyelaman, dengan tujuan mengeluarkan gas yang masih ada di jaringan.
  • Jangan melakukan penerbangan 24 jam setelah penyelaman terakhir.
  • Hindari alkohol sebelum dan sesudah penyelaman.
  • Jangan tidur dengan sendi terlipat karena akan menghambat pengeluaran gas.
    Mengobati Penyakit Dekompresi :

  • Melakukan terapi rekompresi.
  • Oksigen sangat penting dan dapat mengurangi gejala namun tidak mengubah terapi utama.
  • Jika pengobatan terlambat, maka akan mengakibatkan kerusakan permanen jaringan yang terkena dekompresi.

3. Mencegah Dehidrasi

  • Banyaklah mengkonsumsi air putih, dan membawa cadangan air putih kemana saja anda pergi.
  • Sebelum bepergian, ada baiknya mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran. Buah-buahan tersebut adalah mangga, delima, dan alpukat. Untuk sayuran yang cocok adalah sayur brokoli.
4. Mencegah Deep Vein Thrombosis
    Mencegah DVT adalah janganlah duduk terlalu lama, dengan batas maksimal 4 jam. Jika melakukan perjalanan lebih dari 4 jam, ada baiknya diselangkan waktu untuk meregangkan badan dan bergerak. Agar aliran darah lancar.

    Untuk penyakit yang lain, aku belum menemukan artikel yang dapat mencegah penyakit tersebut. Jadi saranku, ada baiknya jika ingin menggunakan jasa penerbangan hanya untuk urusan yang mendadak agar mengurangi kemungkinan terkena dampak buruk dari seringnya naik pesawat terbang.
     Sekedar mengingatkan, setelah membaca artikel ini, minta tolong ya.. Di share ke FB atau twitter. Terus diisi ya voting yang ada di pojok kanan atas dari halaman ini. Diisi juga kolom reaksi setelah membaca artikel ini, apakah bagus, penting, bermanfaat, atau yang lainnya. Bagi yang mau copy kata-kataku, jangan sampai lupa menyertai link dari halaman ini. Kalau ada yang bingung, silahkan tuliskan pertanyaan di form komentar. Makasi :)




Sumber :

0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Copyright © Niia Blog | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com