Alat Fisioterapi |
Berawal dari ibuku yang selalu mengeluh bagian bahunya yang kaku. Aku pikir sepertinya ibuku ini perlu fisioterapi. Jadinya aku yang mengantar ibuku fisioterapi di Rumah Sakit BaliMed. Sampai sana, sambil menunggu ibuku fisioterapi, aku hanya bermain dengan internet saja. Hampir sejaman hanya duduk saja. Saking gak ada kerjaannya, aku tengok sana sini, nemulah kaca besar. Lalu aku ngaca deh disana. Hehehe.. Ini bukan ngaca karena narsis ya, tapi aku ngaca karena ingin melihat bentuk tubuhku. Aku merasa badanku ini miring. Apalagi bagian bahunya, terlihat jelas bahwa bahu kiriku lebih tinggi dibandingkan bahu kanan. Waktu itu ibuku lagi di sinar dengan alat apa gitu yang ada di ruangan fisioterapi. Terus ibuku bilang deh sama petugas disana kalau aku skoliosis. Malah ditanya gini sama petugasnya, "kok gak dirujuk untuk fisioterapi? Skoliosis kan harus di fisioterapi juga.". Aku kaget, loh ternyata perlu ya? Lalu aku diperiksa deh sama petugas disana. Sebut saja namanya T. Hehehee..
Saat itu aku disuruh untuk membungkuk, dan sambil ditanya-tanya gitu tentang skoliosisku.