6/7/13

Alasan Menonaktifkan Handphone Saat Penerbangan

     Hari ini emang dimana-mana lagi ada masalah. Salah satunya aku mendengar berita, bahwa seorang pramugari yang ditampar oleh penumpang karena memberikan teguran untuk mematikan handphone saat sebelum penerbangan (take off). Katanya penumpang tersebut adalah seorang pejabat. Wah, langsung saja aku cari beritanya diinternet. Dan aku akan menuliskan apa alasan mematikan handphone saat penerbangan berlangsung.
     Ternyata kejadian penganiayaan ini berlangsung kemaren (Rabu, 5 juni 2013). Korban tersebut seorang pramugari maskapai Sriwijaya Air bernama Nur Febriani, sedangkan pelakunya adalah Zakaria Umar Hadi (Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Bangka Belitung). Kronologis ceritanya adalah seorang pramugari lain telah memberitahukan kepada penumpang tersebut untuk mematikan ponsel. Tetapi teguran disebut ditanggapi dengan berbicara yang sangat keras, sehingga pramugari tersebut memberikan laporan kepada penanggung jawab disana bahwa ada penumpang yang tidak mau mematikan ponselnya. Saat pintu pesawat telah ditutup, ada pesan suara agar semua penumpang mematikan ponsel mereka, penumpang yang lain yang masih menghidupkan ponsel mau mematikan ponsel mereka, tetapi Zakaria Umar Hadi mematikan ponselnya dengan mengatakan "HP ini sudah dimatikan" dengan wajah yang penuh emosi. Lalu Febri meminta maaf kepada Zakaria Umar Hadi dan menanyakan mengapa berbicara kasar, tetapi tanggapan dari Zakaria Umar Hadi tetap dengan wajah marah.

     Saat pesawat Sriwijaya Air akan landing di Pangkal Pinang, Febri melakukan security cek kepada semua penumpang termasuk kepada Zakaria Umar Hadi. Saat penumpang yang lain sudah keluar, Zakaria Umar Hadi turun dari pesawat belakangan dibandingkan dengan penumpang lain, Febri memberikan senyuman kepadanya. Tetapi Zakaria Umar Hadi menhampiri Febri dengan marah-marah dan menampar Febri. Karena ditampar, Febri ingin menghubungi Kapten dengan telepon yang ada di pesawat, tetapi Zakaria Umar Hadi menghalanginya dengan mendorong Febri dan memukulnya lagi ke arah telinga. Setelah kejadian itu, Febri langsung menghampiri Kapten Erwin B dan mengatakan apa yang terjadi. Lalu Kapten Erwin berlari keluar untuk menangkan Zakaria Umar Hadi. Saat ditangkap oleh Kapten, Zakaria Umar Hadi tetap marah-marah dan mengatakan "Saya penumpang dan raja. Saya beli tiket pakai uang. Biar kapok dia.". Zakaria Umar Hadi telah resmi menjadi tersangka atas penganiayaan yang dilakukannya terhadap Febri. 
     Lalu apakah alasannya ponsel harus dimatikan selama penerbangan? Ponsel adalah peralatan komunikasi secara elektronik dua arah dengan bantuan stasiun relay.  Utuk menghubungkan kedua peralatan tersebut hingga bisa digunakan untuk berkomunikasi, diperlukan sebuah gelombang elektromagnetik yang dipasang pada frekuensi tertentu. Gelombang tersebut dipancarkan oleh si pengirim, kemudian ditangkap oleh Base Transceiver Station ( BTS) dan disalurkan ke penerima. Sifat gelombang ini bisa saling mempengaruhi bila berada dalam frekuensi yang sama atau berdekatan. Ponsel yang beredar saat ini kebanyakan menggunakan frekuensi antara 100 Megahertz sampai 2,7 gigahertz dengan kekuatan 30 miliwatt.
     Sebuah HP yang sedang aktif  yang dibawa oleh penumpang pesawat saat posisi terbang pada ketinggian 35.000 kaki sanggup menembus jarak radius 35 km di bawah pesawat (di pusat kota Jakarta saja pada radius 35 km terdapat kurang lebih  600 BTS.  Ini artinya, selain mengganggu sistem kemudi dan navigasi pesawat, tanpa disadari ulah penumpang itu juga menggangu BTS yang mampu dijangkau oleh HP.
     Nah,  ternyata frekuensi gelombang elektromagnetik yang dipakai oleh ponsel tersebut sama dengan frekuensi peralatan komunikasi yang digunakan oleh pilot di kokpit pesawat dengan Air Traffic Control (ATC) atau menara pengatur lalu lintas udara di darat, yang biasanya menggunakan frekuensi antara 118-137 Megahertz.  Karena frekuensinya sama, maka kedua frekuensi ini akan saling ''bertabrakan'', sehingga bisa mengakibatkan gangguan, terutama pada sistem komunikasi di pesawat. Nah, bila itu terjadi, maka sang pesawat bisa diasumsikan seperti si buta yang tanpa pemandu. Apalagi bila pesawat tersebut menggunakan sistem autopilot yang hanya dipandu oleh sistem komputerisasi tanpa campur tangan pilot.
     Menurut saya, dipikir-pikir tidak ada salahnya mematikan handphone saat penerbangan jika untuk keselamatan bersama. Kalau masalah pelayanan maskapai, itu tergantung budget buat naik pesawatnya. Mau mendapatkan pelayanan yang memuaskan saat penerbangan ya menurutku Garuda Indonesia (maaf, gak ada maksud promo, cuma membagi pengalaman saja dibandingkan dengan maskapai lain) walaupun dengan biaya yang memang agak mahal. Tetapi untuk mematikan handphone kan aturan yang sudah berlaku di dunia penerbangan, jadi gak ada salahnya si pramugari untuk mengingatkan penumpang untuk mematikan ponselnya mereka.
     Segitu saja yang bisa aku kasi. Semoga bisa bermanfaat bagi yang memerlukan. Segitu dulu ya yang bisa aku kasi infonya. Semoga bisa bermanfaat ya bagi kita semua. Sekedar mengingatkan, setelah membaca artikel ini, minta tolong ya.. Di share ke FB atau twitter. Terus diisi ya voting yang ada di pojok kanan atas dari halaman ini. Diisi juga kolom reaksi setelah membaca artikel ini, apakah bagus, penting, bermanfaat, atau yang lainnya. Bagi yang mau copy kata-kataku, jangan sampai lupa menyertai link dari halaman ini. Kalau ada yang bingung, silahkan tuliskan pertanyaan di form komentar. Makasi :)

Sumber :

0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Welcome !!!

Selamat datang di blogku. Semoga informasi yang aku buat bermanfaat ya bagi kalian. Jangan lupa, setelah membaca di share ya, dan ikuti polling dibawah ini. Jangan lupa mengunjungi blogku yang lain di http://nialovepets.blogspot.com/ Makasi :)

Total Pageviews

Copyright © Niia Blog | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com