Semua orang wajib memperhatikan bentuk tubuh mereka, baik wanita maupun laki-laki. Bahkan jika masih anak-anak, orang tua wajib memperhatikan bentuk tubuh anaknya. Mengapa begitu? Contohnya saja aku. Aku semenjak SMP sudah merasakan kemiringan tubuh ini dan sudah mengetahui yaitu Skoliosis. Cuma saja dari aku membaca buku saat itu, dikatakan bahwa hanya karena kesalahan dalam cara kita duduk, maka bisa menyebabkan Skoliosis. Tapi ternyata tidak segampang itu mengambil keputusan. Sehingga membuatku kaget saat mau masuk ke jenjang perkuliahan, aku divonis Skoliosis yang bersifat Idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya. Sehingga hal itu yang membuatku stress selama berbulan-bulan dan menganggap dunia ini kejam, lalu tak memiliki harapan hidup, dan lain sebagainya. Lalu apa sih skoliosis itu? Yuk baca dulu dibawah ini :)
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang bengkok atau melengkung ke kiri atau ke kanan dan ada sendi yang berputar. Sebagian besar (90%) ganguan ini tidak diketahui penyebabnya. Ada dugaan diturunkan, tapi belum jelas penurunannya. Skoliosis bisa menyerang siapa saja dengan segala usia, bahkan mulai dari usia balita. Untuk itu, deteksi dini bisa dilakukan sejak masih usia balita.
Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya. Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung. Ahli bedah tulang (ortopedi) mengklasifikasikan idiofatik skoliosis ke dalam empat kategori berdasarkan usia penderita ketika kelengkungan tulang terlihat untuk pertama kalinya. Keempat kategori tersebut adalah skoliosis idiofatik anak-anak, remaja, pada remaja yang berada di sekitar masa pubertas, dan dewasa.
Dalam perkembangannya, Skoliosis lebih lanjut pada umumnya dibagi atas dua kategori diantaranya adalah Skoliosis Struktural dan Non Struktural :
- Skoliosis Struktural adalah Suatu kurvatura lateral spine yang irreversible dengan rotasi vertebra yang menetap. Rotasi vertebra terbesar terjadi pada apex. Jika kurva bertambah maka rotasi juga bertambah. Rotasi ini menyebabkan saat foward bending costa menonjol membentuk hump di sisi convex. Sebaliknya dada lebih menonjol di sisi concav. Scoliosis struktural tidak dapat dikoreksi dengan posisi atau usaha penderita sendiri.
- Skoliosis Non Struktural adalah Disebut juga Fungsional Scoliosis / Postural Scoliosis. Suatu kurvatura lateral spine yang reversibel dan cenderung terpengaruh oleh posisi. Di sini tidak ada rotasi vertebra. Umumnya foward/side bending atau posisi supine/prone dapat mengoreksi scoliosis ini.
Derajat skoliosisbergantung pada besar sudutnya dan besar rotasinya. Teknik pengukuran skoliosis terdapat 2 cara, yaitu pengukuran sudut kurva dapat dilakukan dengan metode Cobb atau Risser-Ferguson. Sedangkan cara lainnya adalah pengukuran rotasi vertebra dengan menilai x-ray nya dibagi menjadi 4 tingkat.
Lalu klasifikasi dari derajat kurva skoliosis adalah
- Skoliosis ringan : kurva kurang dari 20 º.
- Skoliosis sedang : kurva 20 º – 40 º /50 º. Mulai terjadi perubahan struktural vertebra dan costa.
- Skoliosis berat : lebih dari 40 º /50 º. Berkaitan dengan rotasi vertebra yang lebih besar, sering disertai nyeri, penyakit sendi degeneratif, dan pada sudut lebih dari 60 º - 70 º terjadi gangguan fungsi kardiopulmonal bahkan menurunnya harapan hidup.
- Skoliosis ringan : cukup diterapi dengan Latihan , Massage dan Modalitas.
- Skoliosis sedang : selain Latihan, Massage dan Modalitas dianjurkan memakai Spinal Brace.
- Skoliosis berat : umumnya tidak dapat diatasi dengan latihan, massage, modalitas dan spinal brace, pada situasi ini penderita memerlukan operasi.
Lalu terdapat sebuah cerita yang wajib dibaca, tentang perjuangan orangtuanya yang ingin menyembuhkan anaknya dari skoliosis, ini blognya http://mydaughterscoliosisjourney.blogspot.com/2010/07/perjalanan-scoliosisnya-elita-tjahjana.html?showComment=1371381155660#c4672457490145486751, yang melakukan operasi di kota Seattle. Informasi rumah sakitnya bisa di klik disini http://www.seattlechildrens.org/. Setelah mencarinya di google, ternyata dapat juga informasi tentang Dr. Wagner, baca disini http://www.healthgrades.com/physician/dr-theodore-wagner-27xpb. Untuk yang penderita skoliosis juga, boleh juga baca pengalaman hidupku dengan skoliosisku di http://niiapanpan.blogspot.com/2013/03/hidup-dengan-skoliosis-part-i.html, dan mari kita membagi cerita kita :)
Segitu saja yang bisa aku kasi. Semoga bisa bermanfaat bagi yang memerlukan. Segitu dulu ya yang bisa aku kasi infonya. Semoga bisa bermanfaat ya bagi kita semua. Sekedar mengingatkan, setelah membaca artikel ini, minta tolong ya.. Di share ke FB atau twitter. Terus diisi ya voting yang ada di pojok kanan atas dari halaman ini. Diisi juga kolom reaksi setelah membaca artikel ini, apakah bagus, penting, bermanfaat, atau yang lainnya. Bagi yang mau copy kata-kataku, jangan sampai lupa menyertai link dari halaman ini. Kalau ada yang bingung, silahkan tuliskan pertanyaan di form komentar. Makasi :)
Sumber :
- http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/keluarga/gizi.kesehatan/deteksi.dini.skoliosis/001/001/542/1/1
- http://id.wikipedia.org/wiki/Skoliosis
- http://www.scoliosis.co.id/penyebab-scoliosis.html
- http://www.scoliosis.co.id/penangganan-scoliosis.html
0 comments:
Post a Comment